Senin, 12 Agustus 2013

Siapakah Pemeluk Islam Pertama di Indonesia ?

Dalam bukunya Futher India and Indo-Malay Archipelago,Sejarawan asal Italia yang bernama G. E. Gerini, mencatat bahwa telah banyak masyarakat Arab bermukim di Nusantara sekitar tahun 606-699M . Mereka masuk melalui Barusdan Aceh di Swarnabumi utara. Dari sana menyebar ke seluruh Nusaantara hingga ke China selatan.Sekitar tahun 615M, sahabat Rasulullah Ibnu Masud bersama kabilah Thoiyk, datang dan bermukim diSumatera. Di dalam catatan Nusantara, Thoiyk disebut sebagai Ta Ce atau Taceh (sekarangAceh). (Sumber : Kesultanan Majapahit, Realitas Sejarah Yang Disembunyikan [Hermanus Sinung Janutama]).
Ada beberapa catatan, mengenai pemeluk Islam pertama asal Tanah Jawi.

1. Penganut Islam pertama, yang berasal dari Nusantara, kemungkinan adalah Leluhur Bangsa Aceh, yang ikut serta menghantar Ibnu Masud ra. bersama kabilahnya.
Di dalam buku Arkeologi Budaya Indonesia, karangan Jakob Sumardjo, diperoleh informasi,  berdasarkan catatan kekaisaran Cina, diberitakan tentang adanya hubungan diplomatik dengan sebuah kerajaan Islam Ta Shi di Nusantara.
Bahasa Cina menyebut muslim sebagai Ta Shi. Ia berasal dari kata Parsi Tajik atau kata arab untuk Kabilah Thayk (Thoiyk). Kabilah Thoiyk ini adalah kabilahnya Ibnu Masud r.a, salah seorang sahabat Nabi, seorang pakar ilmu Alquran (Sumber : Arkeologi Semiotik Sejarah Kebudayaan Nuswantara).
2. Penguasa Nusantara, yang pertama memeluk Islam adalah Raja Sriwijaya yang bernama Sri Indravarman.
Pada sekitar awal abad ke 8, orang-orang Persia Muslim mulai berdomisili di Sriwijaya akibat mengungsi dari kerusuhan Kanton.
Dalam perkembang selanjutnya, pada sekitar tahun 717 M, diberitakan ada sebanyak 35 kapal perang dari dinasti Umayyah dengan hadir di Sriwijaya, dan semakin mempercepat perkembangan Islam di Sriwijaya (Sumber : Sejarah Umat Islam; Karangan Prof. Dr. HAMKA).
Ditenggarai karena pengaruh kehadiran bangsa Persia muslim, dan orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Srivijaya yang bernama Sri Indravarman masuk Islam pada tahun 718M (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979).
Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adalah masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Buddha dan Muslim sekaligus.
Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Syiria. Bahkan disalah satu naskah surat adalah ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dengan permintaan agar kholifah sudi mengirimkan dai ke istana Srivijaya (Sumber : Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nsantara abad XVII & XVIII; Karangan Prof. Dr. Azyumardi Azra MA) (Sumber : Wikipedia : Kerajaan Melayu Kuno dan Hadits Nabi, Negeri Samudra dan Palembang Darussalam).
3. Penduduk pulau Jawa, yang pertama memeluk Islam adalah Pangeran Jay Sima (Suku Jawa) dan Rakeyan Sancang (Suku Sunda).
Pangeran Jay Sima
Hubungan komunikasi antara tanah Jawa dan Jazirah Arab, sudah terjalin cukup lama. Bahkan di awal Perkembangan Islam, telah ada utusan-utusan Khalifah, untuk menemui Para Penguasa di Pulau Jawa.
Pada tahun 674M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, beliau mengirimkan utusannya Muawiyah bin Abu Sufyan ke tanah Jawa, yakni ke Jepara (pada saat itu namanyaKalingga).
Kalingga pada saat itu, di pimpin oleh seorang wanita, yang bernama Ratu Sima. Dan hasil kunjunganduta Islam ini adalah, Pangeran Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979). ( Sumber : Islam di Indonesia dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe)
Rakeyan Sancang
Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di tataran Sunda, menurut Pengamat sejarah Deddy Effendie, adalah seorang Pangeran dari Tarumanegara, yang bernama Rakeyan Sancang.
Rakeyan Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi Thalib. Rakeyan Sancang diceritakan, turut serta membantu Imam Ali dalam pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M) (Sumber : Islam masuk ke Garut sejak abad 1 Hijriah dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe).
Syiar Islam Indonesia
Sampai abad ke-8, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol.
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara.
Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Mekkah, teori Gujarat, dan teori Persia.
Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Kambay(Gujarat), India. Para pedagang ini mendirikan masjid dan mendatangkan para ulama dan mubalig untuk mengenalkan nilai dan ajaran Islam kepada penduduk lokal. Teori Persia,  Teori Persia menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia. Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti sejak kapan Islam masuk ke Indonesia karena para ahli masih berbeda pendapat mengenai hal tersebut.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal.
Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.  Masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan berbagai cara ,  Letak Indonesia yang strategis membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat  dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim.
pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Sebuah batu nisan berhuruf Arab milik seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti Maemun yang ditemukan di Sumatera Utara dan diperkirakan berasal dari abad ke-11 juga menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia jauh sebelum abad ke-13.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Para pedagang muslim banyak bermukim di daerah pesisir pulau Jawa dan Sumatera yang penduduknya masih menganut agama Hindu.
Ada juga berbagai pendapat lain menurut beberapa sejarawan, agama Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang muslim.  Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai dipeluk oleh para penduduk lokal.
Di bawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam. Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.

MENYONGSONG KEBANGKITAN INDONESIA ABAD 21….? “TONGKAT SAYIDINA ALI RA YANG DIHADIAHKAN KEPADA RAKEAN SANCANG DI KAUM PUSAKA (Yayasan Pusaka Muslimin, diketuai oleh saya sendiri Ucep Jamhari) CINUNUK GARUT”
Kretawarman merasa dirinya mandul, tahta Kerajaan diwariskan kepada adiknya Prabu Sudawarman padahal sesungguhnya tanpa disadari sempat memiliki keturunan dari anak seorang pencari kayu bakar (wwang amet samidha) Ki Prangdami bersama istrinya Nyi Sembada tinggal di dekat hutan Sancang di tepi Sungai Cikaengan Pesisir Pantai selatan Garut.
Putrinya Setiawati dinikahi Kretawarman yang hanya digaulinya selama sepuluh hari, setelah itu ditinggalkan dan mungkin dilupakan.
Setiawati merasa dirinya dari kasta sundra, tidak mampu menuntut kepada suaminya seorang Maharaja, ketika mengandung berita kehamilannya tidak pernah dilaporkan kepada suaminya hingga melahirkan anak laki-laki yang ketika melahirkan (Suaminya: Raja Kertawarman di Bogor)) meninggal dunia.
Anaknya oleh Ki Parangdami dipanggil Rakeyan mengingat keturunan seorang Raja, kelak Rakeyan dari Sancang itu pada usia 50 tahun pergi ke tanah suci hanya untuk menjajal kemampuan “kanuragan” Syaidina Ali(42) yang dikabarkan memiliki kesaktian ilmu perang/ ilmu berkelahi yang tinggi.
Sumber lainnya menyebutkan (640 M) Rakeyan Sancang tidak sempat berkelahi dengan Syaidina Ali namun menyatakan kalah akibat tidak mampu mencabut tongkat Syaidina Ali yang hanya menancap di tanah berpasir.
Sejak itulah Rakeyan Sancang menyatakan dirinya masuk Islam kemudian meneruskan berguru kepada Syaidina Ali.
Ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa Sayidina Ali dan Ahlul Bait keluarga Rasul SAW pernah beberapa tahun menetap di Pulau Jawa dan ada yang menetap menikah dengan orang Indonesia hingga sekarang tersebar keturunannya. Cinunuk Wanaraja Garut dan Eyang Papak dalam sejarah Sunda diyakini sebagai berikut :
1.CINUNUK: Pusat Peradaban Cinekna= PADUMUKAN/ Tempat tinggal Para Wali dan Raja/ Prabu/Waliyulloh.
2.EYANG PAPAK: PAPAKEM=PAKU=PUSAT=Circle Cross. Berjarak 7 KM ke Piramida Sadahurip Gn Gallunggung.
Adapun benda sejarah penyebaran Islam Via Rakian Sancang abad 7 dan Kian Santang abad 14 yang tersimpan di YAYASAN PUSAKA MUSLIMIN Cinunuk, Wanaraja Garut sbb:
1.Tongkat Sayidina Ali ( Foto ststus ini). Yang pada kesempatan tiap perayaan Maulid Nabi SAW diadakan pencucian bersama sama benda2 pusaka lainnya.
2.Duhung sejenis senjata yang bertuliskan Hurup Emas bertuliskan L L H atau Laa Iqroha Fiddin../KERIS DUHUNG LAM LAM HA.
3.Buli2 dan Keramik antik.
4. Kujang.
5. Naskah kuno Perjalanan Rakian Sancang bertemu dengan Rasululloh dan Sayidina Ali RA, dll.
Pada kesempatan Maulid Nabi tahun ini dilaksanakan pencucian benda2 Pusaka, Pembacaan Wawacan Perjalanan Prabu Kian Santang abad ke 14 M dan Rakian Sancang abad 7 M dengan diiringi kecapi suling dengan PUPUH SINOM, DANGDANG GULA, KINANTI… Serta Rebutan BAROKAH NASI TUMPENG…
Kebangkitan Dunia terjadi pada kurun waktu kelipatan 7 Abad.
Abad ke-1 M, ARKHYTIREMA/ AKI TIREM Salakanagara Sundapura dengan melahirkan Raja Purnawarman.
Abad ke-7 M, Rakian/ Rahadian/Raden Sancang Pameungpeuk Garut. Kerajaan Sriwijaya Palembang
Abad ke-14 M, Sunan Rochmat Suci Godog Garut alias Parabu Kian Santang/ Gagak Lumayung/ Jalak Harupat.
***ABAD 21 KEBANGKITAN?????????????????***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar